Fkg.umsida.ac.id – Gigi kuning kerap kali dianggap sebagai tanda kebersihan mulut yang buruk.
Namun, bagaimana jika seseorang rajin menyikat gigi, tidak merokok, dan bahkan tidak mengonsumsi kopi atau teh, tapi giginya tetap berwarna kuning? Pertanyaan ini ternyata sangat umum dan jawabannya tidak sesederhana yang dibayangkan. Artikel ini akan mengulas penyebab gigi kuning dari sisi ilmiah, faktor risiko yang tak disadari, dan solusi profesional yang bisa diambil.
Warna Gigi Dipengaruhi Banyak Faktor, Bukan Hanya Kebiasaan Sehari-Hari

Seseorang bisa saja menjaga kebersihan mulut dengan sangat baik, menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan tidak pernah merokok ataupun minum kopi, namun tetap memiliki warna gigi yang kuning. Hal ini bisa disebabkan oleh dua kategori penyebab utama: faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik adalah faktor internal yang tidak berkaitan langsung dengan gaya hidup. Ini termasuk:
- Genetika: Warna alami gigi seseorang bisa berbeda tergantung pada ketebalan enamel dan warna dentin. Enamel yang lebih tipis akan membuat dentin kuning di bawahnya lebih terlihat.
- Pengaruh obat-obatan: Konsumsi antibiotik jenis tetrasiklin saat masa pertumbuhan gigi bisa menyebabkan perubahan warna permanen, seperti kuning kecoklatan atau keabu-abuan.
- Kelainan saat perkembangan gigi: Gangguan metabolisme mineral, kekurangan fosfor, atau kelebihan kalsium bisa menyebabkan warna gigi tampak kuning meskipun sehat.
- Kondisi saat kehamilan: Faktor-faktor prenatal, seperti gangguan nutrisi ibu hamil atau paparan zat kimia tertentu, juga dapat memengaruhi warna gigi anak.
Faktor ekstrinsik, di sisi lain, mencakup semua elemen luar yang berkontribusi pada perubahan warna gigi. Misalnya:
- Konsumsi makanan dan minuman berpigmen (teh, kopi, wine)
- Merokok atau mengunyah tembakau
- Kurangnya kebersihan mulut yang menyebabkan plak dan karang gigi menumpuk
- Pasta gigi atau obat kumur dengan bahan abrasif tinggi yang justru bisa merusak enamel
Namun, dalam kasus di mana gigi tetap kuning meskipun semua faktor eksternal sudah dihindari, maka besar kemungkinan penyebabnya berasal dari dalam tubuh.
Baca Juga: Bahas Quarter Life Crisis, Puncak PKMU 2025 Hadirkan 2 Narasumber Ini
Persepsi Gigi Putih dan Ilusi Warna dalam Konteks Sosial

Banyak orang berpikir bahwa gigi yang putih bersih adalah standar universal untuk kesehatan mulut. Padahal, persepsi ini tidak selalu akurat. Banyak artikel yang membahas bahwa warna gigi tidak selalu menjadi indikator kebersihan atau kesehatan.
Banyak orang salah mengira bahwa gigi yang kuning itu pasti kotor, padahal bisa jadi itu warna alaminya.
Artinya, gigi putih cerah seperti iklan pasta gigi bukanlah tolok ukur yang realistis. Warna alami gigi setiap orang berbeda, dan perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh struktur dan ketebalan enamel serta warna dentin di bawahnya.
Solusi Medis dan Estetis untuk Gigi Kuning
Setelah mengetahui penyebab gigi kuning, pertanyaan selanjutnya adalah: bagaimana solusinya?
Jika warna kuning disebabkan oleh faktor ekstrinsik, maka solusinya relatif sederhana:

- Scaling (pembersihan karang gigi) secara rutin dapat membantu mengangkat noda permukaan.
- Bleaching gigi di klinik gigi, dengan pengawasan dokter, bisa mengangkat pigmen yang menempel pada enamel.
Namun, jika penyebabnya bersifat intrinsik, seperti faktor genetik atau akibat penggunaan obat, maka pendekatannya berbeda:

- Veneer gigi adalah salah satu solusi populer. Ini merupakan lapisan porselen tipis yang ditempelkan di permukaan gigi untuk menutupi warna asli dan memberi tampilan putih alami. Namun prosedur ini bersifat semi permanen dan memerlukan pengikisan enamel.
- Whitening profesional dengan bahan tertentu, meski tidak selalu efektif untuk kondisi warna akibat tetrasiklin atau kelainan perkembangan gigi.
Dokter gigi akan menilai kondisi pasien secara menyeluruh sebelum merekomendasikan solusi terbaik. Penting untuk diingat bahwa tidak semua metode pemutihan cocok untuk semua orang. Beberapa teknik dapat menyebabkan sensitivitas tinggi atau bahkan kerusakan jika dilakukan tanpa pengawasan ahli.
Cek Selengkapnya: Kenali Karies Gigi Penyebab Gigi Berlubang dan Cara Pencegahannya
Warna gigi kuning tidak selalu berarti kotor atau tidak terawat. Banyak orang yang memiliki gigi berwarna kuning secara alami karena faktor genetik atau kondisi perkembangan.
Jika Anda merasa tidak nyaman dengan warna gigi, konsultasikan dengan dokter gigi untuk menentukan apakah masalah tersebut bersifat eksternal atau internal.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut tetap yang utama: menyikat gigi dua kali sehari dengan teknik yang benar, membersihkan sela gigi, dan memeriksakan ke dokter gigi secara berkala. Jika Anda ingin perbaikan warna, pilihlah prosedur yang aman dan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Penulis: Elfira Armilia