Fkg.umsida.ac.id – Tim FKG Umsida menggadakan“Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi pada Ibu Hamil” pada Desa Babadan, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri.
Komitmen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat kembali diwujudkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG).
Ketua pelaksana kegiatan, drg Anis Khoirin Hayati, MKes, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk intervensi langsung terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering diabaikan pada ibu hamil. “Kegiatan ini menjadi terobosan penting di wilayah dengan akses layanan kesehatan terbatas, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil,” ujarnya.
Dengan membawa layanan kesehatan langsung ke tengah masyarakat, tim FKG Umsida berusaha menjangkau kelompok yang selama ini sulit mendapatkan pemeriksaan rutin sekaligus memberikan edukasi penting yang menyentuh gaya hidup sehari-hari.
Baca Juga: Jadi PTMA Mitra RisetMu Terbaik IV, Umsida Buat Roadmap Sesuaikan Kampus Berdampak
Tantangan Kesehatan Gigi dan Dampaknya pada Janin

Permasalahan utama yang dihadapi warga Desa Babadan adalah minimnya layanan pemeriksaan gigi dan kurangnya edukasi kesehatan mulut, terutama untuk ibu hamil. Data lapangan tahun 2025 mencatat bahwa dari seluruh ibu hamil di desa ini, 22 di antaranya belum pernah mendapatkan pemeriksaan gigi secara rutin.
Padahal, kehamilan membawa perubahan besar pada tubuh wanita, termasuk pada rongga mulut. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan gangguan gusi seperti gingivitis hingga periodontitis. Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan ini dapat memicu kontraksi dini, kelahiran prematur, bahkan berat badan lahir rendah pada bayi.
“Inilah alasan mengapa kami merasa perlu hadir di sini. Pemeriksaan gigi tidak hanya berdampak pada ibu, tapi juga pada keselamatan dan tumbuh kembang janin,” jelas drg Anis.
Dengan memahami keterkaitan erat antara kesehatan gigi dan kehamilan, maka pendekatan promotif dan preventif menjadi strategi utama. Edukasi dilakukan dengan bahasa yang sederhana, visualisasi menarik, dan suasana yang hangat, agar ibu hamil merasa nyaman untuk terbuka dan aktif mengikuti kegiatan.
Mobile Clinic: Inovasi Pemeriksaan Gigi Langsung ke Pelosok
Menyadari keterbatasan transportasi dan fasilitas medis di Desa Babadan, tim pengabdian masyarakat FKG Umsida menerapkan konsep mobile clinic. Pemeriksaan gigi dilakukan dengan perangkat portabel, memungkinkan tenaga medis menjangkau masyarakat langsung di balai desa dan posyandu.
“Alat diagnostik yang kami bawa cukup sederhana tapi efektif, bisa mendeteksi karies dan radang gusi dengan cepat. Kami ingin pelayanan kesehatan terasa mudah diakses dan tidak menakutkan,” tambah drg Anis.
Pemeriksaan ini dilengkapi dengan penyuluhan interaktif. Para ibu hamil tidak hanya diperiksa, tetapi juga diajak memahami pentingnya perawatan gigi dan mulut selama kehamilan.
Media edukasi berupa poster, leaflet, hingga video animasi ditampilkan agar informasi mudah dicerna.
Setiap ibu hamil juga mendapatkan paket perawatan gigi khusus, berisi:
- Sikat gigi lembut,
- Pasta gigi aman untuk ibu hamil,
- Obat kumur non-alkohol,
- Brosur panduan merawat gigi sehari-hari.
Yang menarik, seluruh data kegiatan baik hasil pemeriksaan maupun partisipasi edukasi dan dicatat secara digital. Ini memungkinkan tim untuk melakukan monitoring jangka panjang, sekaligus menjadi bukti dokumentasi transparan dalam pengelolaan program.
Cek Juga: Pelayanan Kesehatan Gigi & Psikoedukasi untuk Lansia: FKG UMSIDA Turut Andil di Desa Boro
Pemberdayaan Kader dan Mimpi Menjadikan Model Berkelanjutan
Satu nilai lebih dari kegiatan ini adalah keterlibatan kader kesehatan desa. Mereka bukan hanya pendukung teknis, tapi juga dilatih menjadi pendamping ibu hamil. Pelatihan mencakup teknik komunikasi edukatif, pemahaman dasar perawatan gigi, dan tata cara rujukan apabila ditemukan kasus yang perlu penanganan lanjutan.
“Kami ingin menciptakan dampak jangka panjang. Dengan melibatkan kader desa, informasi kesehatan bisa terus disampaikan secara konsisten,” terang drg Anis.
Respons masyarakat sangat antusias. Salah satu kader posyandu menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu, “Sebelumnya ibu hamil di desa kami jarang sekali mendapatkan pemeriksaan gigi dan edukasi khusus. Sekarang mereka jadi lebih peduli dan semangat menjaga kesehatan diri.”
Dengan capaian 100% partisipasi ibu hamil, tim pengabdian FKG Umsida menilai kegiatan ini berhasil melampaui target. Tak hanya memenuhi aspek medis, tetapi juga membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan gigi dalam siklus kehidupan ibu dan anak.
Ke depan, program ini diharapkan menjadi model pelayanan kesehatan gigi berbasis komunitas. Tim juga telah menyusun rencana monitoring berkelanjutan, pengembangan materi edukasi digital, dan replikasi kegiatan di desa lain yang menghadapi persoalan serupa.
Akses Informasi dan Harapan Lebih Luas
Untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan serupa, tim riset pengabdian masyarakat FKG Umsida membuka akses komunikasi. Masyarakat dapat menghubungi pemerintah Desa Babadan, Bidan desa, atau langsung ke tim Abdimas FKG Umsida.
“Kami akan terus melanjutkan program ini dengan perbaikan dan perluasan. Kami percaya bahwa edukasi dan layanan kesehatan tidak boleh berhenti hanya di satu titik,” pungkas drg Anis.
Dengan semangat pengabdian dan kolaborasi, kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi tidak hanya mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga menghadirkan manfaat konkret bagi masyarakat, terutama mereka yang paling membutuhkan.
Penyunting: Elfira Armilia