Fkg.umsida.ac.id – Ketika gigi sulung tanggal lebih awal dari waktunya, dampaknya bukan sekadar estetika.
Tapi juga fungsi dan pertumbuhan rahang. Inilah yang terjadi pada seorang anak berusia 10 tahun yang mengalami submergensi parah pada premolar kedua.
Namun, kehadiran alat sederhana bernama Gerber Space Regainer menjadi harapan baru dalam praktik ortodonti anak. Seberapa efektifkah alat ini?.
Penelitian yang dilakukan oleh Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo(Umsida), tak hasan sebagai dosen tetapi beliau ini juga merupakan dokter spesialis di bidangnya.
Beliau sebagai tim riset yang terdiri dari drg Wanda Karisma Dian Sari Sp KGA, drg Windy Yuliartanti Sp KGA, dan drg Eka Setyawardana Sp Ort menjawabnya riset secara ilmiah, penelitian ini dilakukan pada (27/8/2024) .
Gigi Sulung yang Hilang, Masalah Baru yang Muncul

Prematurnya gigi sulung yang tanggal, terutama molar kedua, bisa membawa perubahan besar dalam susunan gigi tetap anak. Salah satu masalah yang kerap timbul adalah “submergensi” atau tenggelamnya gigi pengganti akibat terganggunya jalur erupsi.
Dalam kasus yang diteliti oleh ketiga peneliti dari FKG Umsida ini, seorang pasien laki-laki usia 10 tahun mengalami kehilangan gigi 85 (molar sulung bawah kanan) akibat karies parah. Dampaknya, gigi permanen di belakangnya (gigi 46) bergerak ke depan, menyempitkan ruang tumbuh bagi gigi 45 yang belum erupsi sempurna.
Masalah seperti ini jika dibiarkan, bukan hanya merusak estetika senyum anak, tapi juga bisa menimbulkan gangguan gigitan, memengaruhi fungsi kunyah, bahkan postur wajah. Solusi yang dibutuhkan haruslah efektif, nyaman, dan tidak memberatkan pasien muda—dan di sinilah Gerber Space Regainer tampil sebagai pilihan menarik.
Baca Juga: LKMM TL BEM Umsida 2025, Bekal Mahasiswa Sebagai Pemimpin dan Mengabdi kepada Masyarakat
Efektivitas Gerber Space Regainer: Kecil-kecil Cabe Rawit

Gerber Space Regainer adalah alat ortodonti tetap yang berfungsi mengembalikan ruang gigi yang hilang akibat pergeseran.
Dalam studi ini, alat dipasang dengan komponen seperti kawat dan pegas terbuka yang diberi tekanan setengah dari panjang aslinya, lalu dicementasi menggunakan semen ionomer kaca.
Hasilnya mencengangkan. Dalam waktu 7 minggu, ruang sebesar 8 mm berhasil dikembalikan, cukup untuk memberi jalan bagi gigi premolar yang sebelumnya terjebak.
Tidak hanya itu, posisi gigi juga berhasil diperbaiki secara vertikal (uprighting), sehingga susunan gigi kembali proporsional.
Efektivitas alat ini terbukti tak hanya pada hasil klinis yang cepat, tapi juga pada kepatuhan pasien.
Anak usia 10 tahun cenderung lebih toleran terhadap alat ortodonti sederhana dibanding sistem kompleks seperti behel. Inilah keunggulan yang jarang disorot: intervensi dini yang bersifat minimal invasif namun sangat berdampak.
Lihat Juga: Cabut Gigi dengan BPJS Kesehatan, Apakah Bisa? Ini Jawabannya
Potensi Pengembangan dan Perluasan Aplikasi Klinis

Keberhasilan kasus ini membuka peluang riset lanjutan dan pengembangan protokol terapi yang lebih sistematis dalam praktik ortodonti anak. Jika alat ini dapat bekerja optimal pada anak usia 10 tahun dengan kondisi submergensi parah, maka tak tertutup kemungkinan penggunaannya diperluas untuk kasus serupa di usia yang lebih muda, atau bahkan untuk maloklusi ringan tanpa perlu pemasangan behel.
Selain itu, Gerber Space Regainer memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan bahan, kemudahan fabrikasi, dan biaya yang relatif lebih terjangkau dibanding sistem ortodonti lainnya. Aspek-aspek ini menjadikannya solusi ideal di daerah dengan keterbatasan akses layanan spesialis gigi anak.
Menurut tim peneliti yang terdiri dari drg Wanda Karisma Dian Sari, drg Windy Yuliartanti, dan drg Eka Setyawardana, hasil ini menjadi bukti bahwa pendekatan konservatif dan tepat waktu dapat memberikan dampak klinis besar bagi pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Mereka juga menekankan pentingnya edukasi kepada orang tua untuk lebih peka terhadap kehilangan dini gigi sulung.
Di tengah tantangan kesehatan gigi anak yang kompleks, inovasi sederhana seperti Gerber Space Regainer menawarkan harapan besar. Bukan sekadar alat ortodonti, melainkan jembatan menuju pertumbuhan gigi yang sehat dan seimbang. Kasus ini menjadi bukti bahwa dengan intervensi yang tepat dan waktu yang pas, masa depan senyum anak bisa diselamatkan sejak dini—dan kontribusi para dokter gigi muda dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini patut mendapat perhatian lebih dalam dunia kedokteran gigi anak.
Penulis: Elfira Armilia