Generasi milenial harus siap menghadapi tantangan bonus demografi

Fbhis.umsida.ac.id – Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi pada tahun 2030-2040, jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun), bonus demografi merupakan tantangan sekaligus peluang bagi kaum milenial, sudah keharusan bahwa kaum milenial harus siap akan hal itu.

Himpunan Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik (HIMA APIK) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam merespon hal itu menggelar seminar regional, bertempat di Aula MAs Mansyur Umsida, Kamis (12/03).

Tema yang di angkat yaitu: milenial dan tantangan bonus demografi inovatif, kreatif dan mendunia. Seminar ini diikuti 400 peserta dari kalangan mahasiswa dan perwakilan penyuluh BKKBN wilayah Sidoarjo.

Kegiatan ini bertujuan agar generasi milenial dapat mengembangkan potensi diri supaya bisa menghadapi tantangan kondisi bonus demografi. Pengisi acara Seminar tersebut adalah Fahmi Adimara, Founder Indonesia Roamers dan Drs Sukaryo Teguh Santoso MPd, Kepala BKKBN Provinsi Jawa Timur sebagai pemateri.

Wisnu Panggah Setiyono SE MSi PhD dalam sambutannya mengungkapkan tentang fenomena bonus demografi di Indonesia, “Struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, hal ini bisa menjadi peluang untuk mempercepat percepatan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa generasi milenial dikenal dengan generasi yg berjiwa muda, praktis, inovatif dan berpola pikir out of the box. Jika hal2 positif ini saling bersinergi, maka bangsa ini kedepannya mampu mengatasi berbagai masalah dimasa yg akan datang.

ketua pelaksana Nuke Kenya Agustin mengatakan, “Kami adakan kegiatan ini, dengan tujuan agar generasi milenial dapat lebih mengembangkan potensi dirinya, agar nantinya bisa menghadapi tantangan kondisi bonus demografi,” pungkasnya.

Dokumentasi terkait beret diatas: