Fkg.umsida.ac.id – Gigi susu adalah gigi sementara yang tumbuh pada anak-anak untuk digantikan oleh gigi permanen seiring bertambahnya usia. Namun, dalam beberapa kasus, gigi susu tidak tanggal saat dewasa, sebuah kondisi yang dikenal sebagai persistensi gigi sulung. Pada sebagian orang, gigi susu ini tetap bertahan meski sudah memasuki usia dewasa.
Meskipun kondisi ini sering dianggap sepele, ternyata persistensi gigi susu bisa menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius. Artikel ini akan membahas penyebab dan cara menanganinya, serta risiko yang bisa timbul jika kondisi ini tidak segera ditangani.
Penyebab Gigi Susu Belum Tanggal Saat Dewasa
Persistensi gigi sulung adalah kondisi yang terjadi ketika gigi susu tidak tanggal dan digantikan oleh gigi permanen meski usia sudah dewasa. Penyebab utama kondisi ini adalah ketidakadaan gigi permanen yang menggantikan gigi susu. Kondisi ini disebut hipodonsia, yang merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kurangnya jumlah gigi permanen. Namun, ada sejumlah faktor lain yang bisa mempengaruhi terjadinya persistensi gigi susu.
Salah satu penyebab lainnya adalah ankilosis, yang terjadi ketika akar gigi susu menempel pada tulang rahang, sehingga gigi sulit untuk lepas. Kemudian ada juga hiperodonsia, kondisi di mana seseorang memiliki jumlah gigi susu berlebih, atau impaksi gigi, yang terjadi ketika gigi permanen tidak dapat tumbuh dengan sempurna dan terhalang oleh gigi susu yang masih menempel. Selain itu, faktor lain seperti peradangan gusi, trauma pada gigi, atau infeksi mulut juga dapat menyebabkan gigi susu tidak tanggal dengan normal.
Pada beberapa kasus, gangguan kelenjar endokrin, seperti pada kondisi hipotiroid atau penurunan produksi hormon tiroid, bisa memperlambat proses pertumbuhan gigi permanen dan menyebabkan gigi susu tetap ada lebih lama dari seharusnya.
Baca Juga: Cinequest, Kerja Sama Produksi Film Internasional Perdana FBHIS Umsida dan FKP USIM
Cara Menangani Gigi Susu yang Belum Tanggal Saat Dewasa
Jika Anda mengalami persistensi gigi sulung, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani masalah ini. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh. Dokter gigi akan melakukan diagnosa untuk mengetahui penyebab pasti mengapa gigi susu tidak tanggal dan menyusun rencana penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Salah satu cara yang paling umum untuk menangani gigi susu yang tidak tanggal adalah pemasangan crown gigi. Pemasangan crown bertujuan untuk melindungi gigi susu dan memperbaiki tampilannya, terutama jika gigi susu tersebut berada di bagian depan mulut. Pemasangan crown hanya bisa dilakukan jika gigi susu masih dalam kondisi sehat dan berfungsi dengan baik. Prosedur ini juga menjadi pilihan jika tidak ada gigi permanen yang dapat menggantikan gigi susu tersebut.
Namun, jika kondisi gigi susu sudah tidak dapat dipertahankan lagi, prosedur pencabutan gigi susu bisa dilakukan. Pencabutan gigi susu ini dilakukan jika gigi tersebut sudah menyebabkan masalah kesehatan, seperti gigi gingsul atau tumpang tindih. Setelah pencabutan, pemasangan kawat gigi atau braces seringkali diperlukan untuk merapikan posisi gigi yang terganggu akibat gigi susu yang menetap.
Pada beberapa kasus yang lebih parah, setelah pencabutan gigi susu, dokter gigi dapat merekomendasikan pemasangan implan gigi. Implan gigi berfungsi menggantikan akar gigi yang hilang dan memberikan pengganti permanen untuk gigi susu yang telah dicabut. Prosedur implan ini biasanya melibatkan pemasangan piringan atau baut kecil ke dalam rahang untuk mendukung gigi pengganti.
Cek Juga: Inilah Makanan Penyebab Kerusakan Gigi yang Sering Dianggap Sepele
Risiko Jika Gigi Susu Belum Tanggal Tidak Ditangani
Meski seringkali dianggap sebagai masalah kecil, persistensi gigi sulung yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius. Salah satu masalah yang paling umum adalah infraoklusi, di mana gigi permanen mulai tumbuh di samping gigi susu yang belum tanggal. Hal ini menyebabkan posisi gigi susu lebih rendah dan tidak sejajar dengan gigi permanen, yang dapat mengganggu proses pertumbuhan gigi lainnya.
Masalah lainnya adalah trauma oklusi, yang terjadi karena tekanan antargigi yang terlalu kuat. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan gusi dan tulang penyangga gigi. Selain itu, diastema, atau celah antara gigi, juga dapat terjadi karena ukuran gigi susu yang lebih kecil dibandingkan dengan gigi permanen, menyebabkan jarak di antara gigi satu dengan lainnya. Ini dapat memengaruhi penampilan senyum dan kebersihan gigi.
Jika persistensi gigi sulung tidak segera ditangani, risiko infeksi gusi, gigi berlubang, dan gangguan lain pada struktur rahang juga semakin besar. Oleh karena itu, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter gigi jika Anda atau anak Anda mengalami kondisi ini.
Gigi susu yang tidak tanggal saat dewasa dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan mulut dan gigi. Namun, dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, masalah ini bisa diatasi. Baik itu dengan pemasangan crown, pencabutan gigi, pemasangan kawat gigi, atau implan, penting untuk segera menangani persistensi gigi sulung agar kesehatan mulut tetap terjaga.
Jika Anda mengalami gigi susu yang belum tanggal atau khawatir mengenai masalah ini, jangan ragu untuk mengunjungi dokter gigi. Pemeriksaan rutin dan perawatan dini akan membantu Anda menghindari masalah lebih lanjut dan mendapatkan gigi yang sehat serta rapi.
Penulis: Elfira Armilia