Kenali Lip Tie pada Bayi dan Cara Mengatasinya Sebelum Tumbuh Gigi Bermasalah

Fkg.umsida.ac.id –  Lip tie adalah kondisi medis pada bayi yang jarang disadari oleh orang tua, namun dapat memberikan dampak cukup signifikan terhadap proses menyusu dan pertumbuhan mulut.

Kondisi ini terjadi ketika selaput tipis di bawah bibir rahang atas terlalu kencang atau menempel erat ke gusi, sehingga membatasi gerakan bibir atas. Padahal, pergerakan bibir yang bebas sangat penting untuk proses menyusu bayi, berbicara, dan perkembangan gigi di kemudian hari. Memahami penyebab, dampak, serta cara penanganan lip tie sangat penting agar bayi bisa mendapatkan nutrisi yang cukup dan tumbuh kembangnya tidak terganggu.

Penyebab dan Dampak Lip Tie pada Bayi

Source: Pinterest

Lip tie muncul karena adanya frenulum labialis, yaitu selaput yang menghubungkan bibir atas dengan gusi, yang terbentuk terlalu pendek atau tegang. Kondisi ini tergolong kelainan kongenital, artinya biasanya sudah ada sejak bayi lahir. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, ada dugaan bahwa faktor genetik ikut berperan. Bayi yang lahir dari orang tua dengan riwayat lip tie cenderung lebih berisiko mengalami kondisi yang sama.

Dampak lip tie pada bayi bisa terlihat sejak masa menyusui. Bayi yang mengalami lip tie akan kesulitan menggerakkan bibir atasnya sehingga proses mengisap puting menjadi tidak optimal. Akibatnya, bayi mungkin tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup, yang dapat memengaruhi berat badan dan perkembangan nutrisi. Selain itu, bayi juga cenderung menjadi lebih rewel karena rasa tidak nyaman saat menyusu.

Selain berdampak pada penyusuan, lip tie juga dapat memengaruhi pertumbuhan gigi. Bayi dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami pertumbuhan gigi yang berjarak. Hal ini terjadi karena frenulum yang terlalu kencang membatasi pergerakan bibir dan gusi, sehingga gigi tidak bisa tumbuh sejajar atau rapat. Namun, orang tua tidak perlu terlalu khawatir. Pertumbuhan gigi berjarak akibat lip tie dapat dicegah atau diperbaiki jika kondisi ini ditangani sejak dini, terutama sebelum gigi permanen mulai tumbuh.

Baca Juga: Penyakit Cacingan Ramai Dibincangkan, Dosen FK Umsida Jelaskan Penyebab dan Pencegahannya

Pentingnya Konsultasi dan Pemeriksaan Dokter

Jika Anda mencurigai bayi mengalami lip tie, langkah pertama yang paling penting adalah segera melakukan konsultasi dengan dokter bedah anak atau dokter spesialis anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bibir atas bayi dan menilai seberapa kencang atau terbatas pergerakan bibir tersebut. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan apakah lip tie yang dialami bayi memang cukup signifikan sehingga memerlukan penanganan medis.

Selama konsultasi, dokter akan menjelaskan berbagai opsi terapi yang tersedia. Salah satu langkah yang biasanya direkomendasikan adalah prosedur operasi ringan untuk memperbaiki lip tie, sehingga gerakan bibir atas kembali bebas dan bayi bisa menyusu dengan lebih efektif. Orang tua juga dapat berdiskusi dengan dokter mengenai jenis terapi yang tepat, seberapa mendesak tindakan operasi tersebut dilakukan, serta angka keberhasilan dari prosedur yang dianjurkan. Keterbukaan dalam konsultasi ini membantu orang tua merasa lebih tenang dan memahami langkah-langkah yang harus diambil demi kesehatan dan kenyamanan bayi.

Cek Selengkapnya: Penyebab dan Solusi Gigi Susu yang Tidak Lepas dengan Sendirinya

Penanganan Lip Tie dan Implikasi Terhadap Pertumbuhan Gigi
Source: Pinterest

Jika lip tie dikoreksi lebih awal, risiko pertumbuhan gigi berjarak dapat diminimalkan. Prosedur medis yang dilakukan biasanya singkat dan aman, dan bayi umumnya dapat pulih dengan cepat. Dengan perbaikan ini, bayi dapat mengisap ASI dengan lebih optimal, memperoleh nutrisi yang cukup, dan mengurangi rasa rewel saat menyusu.

Selain itu, jika pertumbuhan gigi berjarak tetap terjadi meskipun lip tie sudah dikoreksi, ada berbagai penanganan yang bisa dilakukan oleh dokter gigi. Misalnya, pemasangan crown gigi atau veneer gigi untuk memperbaiki posisi dan estetika gigi. Pilihan lain adalah pemasangan behel, yang tidak hanya berfungsi untuk merapikan gigi tetapi juga menyesuaikan dengan tren dan memperindah penampilan. Dengan kombinasi penanganan medis dan perawatan gigi, pertumbuhan dan kesehatan mulut bayi dapat tetap optimal.

Penanganan lip tie sejak dini juga penting untuk mencegah masalah jangka panjang. Bayi yang lip tie tidak ditangani bisa mengalami kesulitan berbicara di kemudian hari, karena keterbatasan gerakan bibir dan gusi dapat memengaruhi artikulasi suara. Selain itu, kebersihan mulut juga bisa terganggu karena gerakan lidah dan bibir terbatas, sehingga sisa makanan lebih sulit dibersihkan dan berisiko menimbulkan masalah gigi seperti karies atau iritasi gusi.

Penanganan yang tepat dan lebih awal melalui konsultasi dengan dokter bedah anak atau dokter gigi dapat meminimalkan risiko komplikasi dan membantu bayi tumbuh dan berkembang secara optimal. Orang tua dianjurkan untuk tidak menunda pemeriksaan, sehingga terapi yang diberikan dapat meningkatkan kenyamanan bayi saat menyusu, serta mendukung perkembangan mulut dan gigi yang sehat. Dengan langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, bayi dapat memperoleh nutrisi cukup, tumbuh kembang optimal, dan memiliki gigi yang rapi di masa mendatang.

Penulis: Elfira Armilia