Fkg.umsida.ac.id – Belakangan ini, tren penggunaan behel sebagai aksesori fashion atau lebih dikenal dengan behel fashion semakin populer. Tren ini sangat digemari di kalangan remaja dan orang dewasa muda yang terbatas biaya untuk penggunaan behel gigi.
Beberapa orang tidak lagi memakai behel semata-mata untuk perawatan ortodonti, melainkan sebagai simbol gaya atau tren estetika. Menanggapi fenomena ini, drg Eka Setyawardhana Sp Ort, Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FKG Umsida).
Pada saat wawancara (kamis, 04/09/2025) drg Eka menjelaskan bahwa penggunaan behel yang aman dan efektif harus dilakukan melalui prosedur medis yang tepat. “Perawatan behel atau ortodonti yang benar harus melalui tahapan mulai dari diagnosis, perencanaan, hingga pemantauan rutin. Sangat tidak disarankan memakai behel hanya untuk fashion,” jelasnya.
Beliau juga menekankan bahwa behel yang digunakan sebagai tren estetika sering kali dilakukan tanpa evaluasi gigi dengan tenaga ahli. Akibatnya, pengguna berisiko mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, termasuk infeksi gusi, dan perubahan posisi gigi yang tidak diinginkan.
“Banyak yang hanya tertarik dengan penampilan, tanpa memahami bahwa perawatan ortodonti adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan gigi,” tambahnya.
Baca Juga: 17+8 Tuntutan Rakyat Dibahas DPR RI Hari ini, Apa Saja Isinya?
Dampak Penggunaan Behel Fashion pada Kesehatan Gigi dan Mulut

Penggunaan behel fashion memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan gigi, terutama jika dilakukan tanpa pengawasan tenaga medis berkompeten. Dokter Eka menekankan bahwa risiko ini tidak boleh dianggap remeh. “Behel fashion sangat tidak direkomendasikan karena tidak ada rencana perawatan yang tepat, dan sering kali dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi,” jelasnya.
Beliau menjelaskan perbedaan antara behel yang dilakukan untuk perawatan ortodonti dengan behel fashion. Behel ortodonti yang dipasang oleh tenaga medis berkompeten selalu berorientasi pada kemajuan perawatan. Tujuannya tidak hanya memperbaiki estetika, tetapi juga fungsi gigitan, posisi gigi, dan kesehatan mulut secara keseluruhan.
Sebaliknya, behel fashion hanya mengikuti tren dan tidak memperhatikan aspek medis, bahkan sering menimbulkan masalah baru seperti nyeri gigi, iritasi, dan kesulitan membersihkan rongga mulut.
Selain itu, penggunaan behel tanpa perencanaan dapat mengubah posisi gigi secara tidak teratur, sehingga berpotensi menimbulkan masalah estetika dan fungsional jangka panjang. Behel yang salah posisi bisa memengaruhi cara seseorang menggigit dan mengunyah, serta meningkatkan risiko kerusakan gigi lain. Oleh karena itu, drg Eka menekankan pentingnya kesadaran masyarakat tentang bahaya tren behel fashion.
Cek Selengkapnya: Ingin Pasang Behel? Cek Dulu Perbandingan Harga dan Keunggulannya
Edukasi dan Alternatif Aman untuk Penampilan Gigi

Menjawab pertanyaan mengenai edukasi masyarakat, drg Eka menyatakan bahwa dokter spesialis ortodonti memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan informasi yang tepat kepada publik. “Saat ini edukasi bisa dilakukan melalui berbagai platform media sosial agar masyarakat semakin tercerahkan mengenai penggunaan behel yang benar, baik dari sisi estetika maupun kesehatan,” ungkapnya.
Adapun alternatif yang lebih aman bagi yang ingin mempercantik tampilan gigi tanpa harus memakai behel konvensional. Salah satu inovasi terkini yaitu dengan metode perawatan gigi menggunakan aligner transparan yang bisa dilepas-pasang. Penggunaannya memungkinkan pasien melakukan perawatan ortodonti secara bertahap tanpa mengorbankan estetika, sehingga aman bagi mereka yang ingin tampil percaya diri tanpa risiko kerusakan gigi.
drg Eka menekankan bahwa perawatan ortodonti cekat tetap menjadi metode efektif untuk memperbaiki susunan gigi. Namun, teknologi modern dalam dunia kedokteran gigi saat ini bisa memberikan fleksibilitas dan kenyamanan bagi pasien yang mengutamakan penampilan. Beliau juga mengingatkan masyarakat agar selalu berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis ortodonti sebelum memutuskan memakai behel, guna menghindari risiko komplikasi jangka panjang.
Sebagai penutup, drg Eka menegaskan pentingnya bijak dalam mengikuti tren behel fashion. Perawatan ortodonti bukan hanya soal estetika, tetapi investasi kesehatan gigi jangka panjang. Dengan pemahaman yang benar, masyarakat dapat menyeimbangkan kebutuhan estetika dengan kesehatan, sehingga penampilan gigi tetap menarik tanpa mengorbankan fungsi dan kesehatan mulut.
Kesadaran akan risiko, edukasi yang tepat, serta pemilihan metode perawatan yang aman akan membuat tren behel fashion tidak menjadi ancaman bagi kesehatan gigi. Masyarakat kini memiliki pilihan untuk tampil percaya diri dengan gigi rapi, sambil menjaga kesehatan mulut secara optimal. Dengan pendekatan profesional, tren fashion dan kesehatan gigi dapat berjalan seiring tanpa saling merugikan.
Penulis: Elfira Armilia