Fkg.umsida.ac.id – Rahang bengkak adalah kondisi medis yang cukup umum terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada area rahang bawah wajah yang sering disertai nyeri, sensasi kaku, atau bahkan kesulitan membuka mulut. Banyak orang mengira rahang bengkak hanya masalah ringan, padahal dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan serius pada gigi, kelenjar air liur, atau bahkan jaringan tulang rahang.
Pembengkakan rahang bisa muncul karena berbagai faktor. Infeksi gigi atau gusi, misalnya akibat gigi berlubang, abses, atau radang gusi, adalah penyebab paling umum. Infeksi ini menimbulkan rasa nyeri, kemerahan, dan terkadang keluarnya nanah dari gusi. Tidak hanya itu, sumbatan atau infeksi pada kelenjar air liur juga bisa menyebabkan rahang bengkak, terutama ketika seseorang mengalami batu pada kelenjar atau infeksi (sialadenitis). Selain faktor infeksi, cedera akibat benturan, olahraga, atau kecelakaan juga dapat memicu pembengkakan rahang, bahkan disertai memar dan kesulitan membuka mulut. Pertumbuhan gigi bungsu yang tidak normal dan beberapa penyakit sistemik seperti gondongan atau tuberkulosis juga menjadi pemicu rahang bengkak.
Gejala rahang bengkak tidak selalu sama pada setiap orang. Selain pembengkakan, beberapa orang merasakan nyeri pada rahang, gusi, atau gigi, sulit mengunyah, dan terkadang rahang mengeluarkan bunyi “krek” saat digerakkan. Dalam kasus tertentu, kulit di sekitar rahang bisa terasa hangat, kemerahan, atau muncul benjolan yang nyeri saat ditekan. Jika gejala ini muncul, penting untuk tidak menunda pemeriksaan karena bisa menjadi indikasi infeksi atau gangguan lain yang memerlukan penanganan medis.
Cek Selengkapnya: Bahaya Penyakit Pada Jaringan Penyangga Gigi, Risiko Jantung dan Paru-Paru
Langkah Penanganan Rahang Bengkak

Penanganan rahang bengkak bergantung pada penyebabnya. Untuk kasus ringan, perawatan mandiri di rumah sering kali cukup membantu. Mengompres area yang bengkak dengan es dapat mengurangi rasa nyeri dan peradangan. Selain itu, menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi secara rutin dan berkumur dengan obat kumur antiseptik membantu mencegah infeksi semakin parah. Menghindari makanan keras, panas, atau terlalu kenyal juga dianjurkan agar rahang tidak mengalami tekanan berlebih. Istirahat cukup dan konsumsi air putih yang cukup menjadi langkah penting dalam mempercepat pemulihan.
Jika perawatan mandiri tidak cukup, dokter bisa meresepkan obat pereda nyeri atau antiinflamasi, seperti paracetamol dan ibuprofen, untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Antibiotik mungkin diberikan jika penyebab pembengkakan adalah infeksi bakteri pada gigi, gusi, atau kelenjar air liur. Dalam beberapa kasus, obat kumur antiseptik atau kortikosteroid topikal juga direkomendasikan untuk meredakan peradangan lokal.
Tindakan medis lebih lanjut diperlukan bila pembengkakan disebabkan oleh kondisi serius, seperti abses, kista, tumor, atau cedera rahang berat. Beberapa prosedur yang mungkin dilakukan dokter termasuk perawatan gigi seperti tambal atau pencabutan gigi, operasi minor untuk mengangkat kista atau abses, hingga terapi penyakit dasar yang memicu pembengkakan. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen, CT scan, MRI, tes darah, atau biopsi kadang diperlukan untuk memastikan diagnosis tepat sebelum tindakan lebih lanjut dilakukan.
Baca Juga: Lolos Kilab 2025, Fikes Umsida Kolaborasi Buat Mannequin Akupresur dengan LED dan Audio Indicator
Pencegahan dan Kapan Harus Segera Konsultasi Dokter

Mencegah rahang bengkak sebenarnya lebih mudah dibandingkan mengobatinya. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari dan rutin berkumur antiseptik menjadi langkah utama. Mengunjungi dokter gigi secara berkala untuk pemeriksaan juga penting, terutama untuk mendeteksi gigi berlubang atau radang gusi sejak dini. Hindari kebiasaan menggigit benda keras atau menggemeretakkan gigi, serta gunakan pelindung mulut saat berolahraga untuk mencegah cedera.
Segera periksakan diri ke dokter jika pembengkakan tidak membaik dalam 2–3 hari, disertai demam tinggi, nyeri hebat, kesulitan menelan atau bernapas, keluarnya darah atau nanah, atau perubahan bentuk wajah mendadak. Penanganan dini membantu mencegah komplikasi serius seperti infeksi menyebar ke jaringan lain, kerusakan tulang rahang, gangguan fungsi rahang, dan perubahan bentuk wajah.
Dengan mengenali gejala, memahami penyebab, dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, rahang bengkak dapat ditangani dengan efektif. Perawatan yang cepat dan sesuai penyebabnya tidak hanya mengurangi nyeri dan pembengkakan, tetapi juga menjaga fungsi rahang agar tetap normal, sehingga aktivitas sehari-hari tidak terganggu. Jangan ragu menggunakan fitur konsultasi atau booking dokter agar mendapatkan penanganan langsung dari tenaga medis yang berkompeten.
Penulis: Elfira Armilia