Fkg.umsida.ac.id – Rahang merupakan salah satu bagian penting pada wajah yang berperan besar dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari mengunyah makanan, berbicara, hingga mengekspresikan emosi. Kondisi rahang yang sehat memungkinkan mulut membuka dan menutup dengan lancar, serta menjaga fungsi estetika wajah.
Namun, ketika rahang bergeser, yang dalam istilah medis disebut dislokasi sendi rahang, berbagai aktivitas tersebut bisa terganggu. Kondisi ini sering menimbulkan nyeri, ketidaknyamanan, bahkan mengganggu kualitas hidup. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri rahang bergeser sejak dini menjadi sangat penting agar Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Ciri-Ciri Rahang Bergeser yang Sering Terjadi

Salah satu tanda paling awal dari rahang bergeser adalah nyeri di sekitar sendi rahang. Rasa nyeri ini muncul terutama saat membuka mulut lebar, mengunyah makanan, atau berbicara. Nyeri dapat bersifat tumpul, seperti tekanan ringan, hingga tajam seperti tusukan, dan seringkali bertambah parah ketika rahang digerakkan. Bagi sebagian orang, rasa nyeri bisa terasa hingga ke telinga atau leher, membuat aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.
Selain nyeri, kesulitan membuka atau menutup mulut menjadi ciri yang paling mudah dikenali. Rahang terasa seperti “terkunci”, sehingga sulit digerakkan dengan leluasa. Dalam beberapa kasus, mulut bahkan tidak bisa menutup atau terbuka secara sempurna, yang tentu sangat mengganggu saat makan, berbicara, atau tersenyum.
Gejala lain yang sering muncul adalah bunyi klik atau gesekan ketika membuka atau menutup mulut. Bunyi ini biasanya berasal dari sendi rahang yang bergeser dari posisinya semula. Meskipun terdengar ringan, bunyi tersebut sering disertai rasa tidak nyaman atau ketegangan di rahang.
Pergeseran rahang juga dapat menimbulkan perubahan posisi rahang. Rahang terlihat tidak simetris atau menonjol ke salah satu sisi, sedangkan gigi atas dan bawah menjadi tidak sejajar. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi fungsi mengunyah tetapi juga estetika wajah, sehingga bisa membuat seseorang merasa kurang percaya diri.
Selain itu, beberapa orang mengalami pembengkakan di sekitar rahang atau wajah. Area yang bengkak bisa terasa hangat saat disentuh dan terkadang disertai kemerahan. Beberapa kasus juga melaporkan sakit kepala, telinga berdenging, atau tinnitus akibat ketegangan yang ditimbulkan dari sendi rahang yang bergeser. Semua gejala ini biasanya muncul bersamaan dengan rasa nyeri dan perubahan posisi rahang yang jelas.
Baca Juga: Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
Penyebab Rahang Bergeser dan Faktor Risiko
Rahang bergeser bisa disebabkan oleh berbagai hal. Cedera pada wajah menjadi penyebab paling umum, misalnya akibat benturan saat olahraga, kecelakaan, atau pukulan langsung. Gerakan membuka mulut yang terlalu lebar, seperti saat menguap atau mengunyah makanan keras, juga bisa memicu pergeseran sendi rahang, terutama bagi mereka yang memiliki sendi rahang lemah atau sering mengalami stres.
Selain itu, kebiasaan menggertakkan gigi atau bruxism merupakan faktor risiko lain yang cukup sering terjadi. Kondisi ini umumnya muncul saat tidur tanpa disadari, sehingga tekanan berulang pada sendi rahang dapat memicu pergeseran atau bahkan kerusakan sendi. Orang dengan riwayat cedera rahang, kelainan gigi, atau bentuk rahang tidak simetris juga lebih rentan mengalami rahang bergeser.
Mengenali faktor risiko ini sangat penting untuk langkah pencegahan. Misalnya, hindari mengunyah makanan terlalu keras, perhatikan cara membuka mulut saat menguap, dan gunakan pelindung mulut saat berolahraga kontak. Kebiasaan sederhana ini bisa membantu mengurangi risiko pergeseran rahang dan menjaga kesehatan sendi rahang dalam jangka panjang.
Cek Juga: Rahasia Senyum Sempurna dengan Perawatan Gigi yang Tepat
Penanganan dan Pencegahan Rahang Bergeser

Jika Anda mengalami tanda-tanda rahang bergeser, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi atau spesialis rahang. Penanganan yang cepat akan mencegah nyeri berkepanjangan, kesulitan makan, gangguan berbicara, hingga peradangan kronis pada sendi rahang. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa posisi rahang, dan jika perlu melakukan pemeriksaan penunjang seperti rontgen atau CT scan untuk mengetahui sejauh mana pergeseran terjadi.
Selain itu, beberapa langkah pencegahan bisa dilakukan di rumah. Hindari membuka mulut terlalu lebar secara tiba-tiba, jangan menggertakkan gigi, dan gunakan pelindung mulut saat melakukan aktivitas berisiko cedera. Jika keluhan muncul setelah cedera, kompres dengan es dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri sebelum mendapat penanganan medis.
Selain itu, menjaga kebiasaan tidur dan postur tubuh juga penting, karena posisi tidur yang salah dapat memperberat ketegangan pada rahang. Bagi mereka yang memiliki bruxism, penggunaan alat pelindung gigi malam hari (night guard) bisa membantu mencegah kerusakan sendi rahang lebih lanjut.
Mengenali ciri rahang bergeser sejak dini dan menindaklanjutinya dengan penanganan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan mulut, wajah, dan kualitas hidup. Jangan menunda pemeriksaan, terutama jika rasa nyeri semakin berat, rahang sulit digerakkan, atau muncul pembengkakan.
Penulis: Elfira Armilia