Fkg.umsida.ac.id – Gigi berlubang pada anak sering dianggap masalah kecil yang bisa diabaikan, padahal dampaknya bisa sangat mengganggu kesehatan dan kenyamanan anak.
Selain menimbulkan rasa nyeri, gigi berlubang dapat membuat anak sulit makan, sulit tidur, dan menurunkan kepercayaan diri. Banyak kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari meningkatkan risiko karies, mulai dari makanan manis hingga cara merawat gigi yang kurang tepat. Memahami penyebab dan langkah pencegahannya menjadi kunci agar gigi anak tetap sehat dan kuat.
Makanan dan Minuman Manis Jadi Ancaman Utama

Kebiasaan mengonsumsi makanan manis menjadi faktor utama kerusakan gigi anak. Baik permen yang keras, cokelat, kue lengket, maupun jus kemasan, semuanya mengandung gula yang menjadi sumber makanan bagi bakteri di mulut. Bakteri ini kemudian menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, sehingga gigi menjadi keropos dan akhirnya berlubang.
Selain makanan, minuman manis seperti jus dalam kemasan atau soda juga berisiko merusak gigi. Kandungan gula yang tinggi, ditambah asam dalam minuman, dapat mengikis lapisan enamel dan membuat gigi lebih sensitif. Bahkan kebiasaan minum susu dari botol sebelum tidur dapat mempercepat proses ini. Saat anak tidur, produksi air liur menurun sehingga sisa gula menempel lebih lama di gigi, memberi waktu bagi bakteri untuk merusak enamel.
Penelitian yang diterbitkan Frontiers menegaskan bahwa konsumsi gula berlebihan menjadi penyebab utama karies gigi pada anak. Anak-anak yang mengonsumsi gula tanpa dibarengi perawatan gigi yang tepat berisiko mengalami nyeri, kesulitan makan, hingga menurunnya kepercayaan diri. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya membatasi konsumsi gula anak, memberi air putih setelah makan, dan mulai membiasakan anak dengan makanan sehat sejak dini.
Baca Juga: Tanda-Tanda Gigi Pertama Bayi Muncul dan Cara Menanganinya
Perawatan Gigi yang Kurang Tepat

Selain makanan, cara anak merawat gigi juga menentukan risiko gigi berlubang. Menyikat gigi dengan benar adalah langkah paling dasar namun sering diabaikan. Anak perlu diajarkan menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan gerakan memutar dan perlahan agar gusi tidak rusak. Sikat gigi yang terlalu keras justru bisa menyebabkan iritasi gusi, sementara sikat yang lembut lebih efektif membersihkan gigi tanpa merusak enamel.
Penggunaan benang gigi juga penting, terutama untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak bisa dijangkau sikat. Benang gigi membantu menghilangkan sisa makanan dan plak sehingga risiko karies berkurang. Orang tua harus mendampingi anak, terutama bayi dan balita, dengan membersihkan gigi dan gusi menggunakan kain lembut setelah menyusui atau setelah minum susu di malam hari.
Pemeriksaan rutin ke dokter gigi adalah langkah preventif yang sering terlupakan. Banyak orang tua baru membawa anak ke dokter gigi saat muncul keluhan, padahal pemeriksaan sejak tumbuhnya gigi pertama dapat mendeteksi masalah lebih awal. Idealnya, anak diperiksa setiap enam bulan sekali, sehingga permasalahan seperti karies atau infeksi dapat ditangani sebelum berkembang menjadi lubang gigi yang parah.
Cek Juga: KKN-T 30 Umsida Ajak Warga Lansia Jaga Kesehatan Melalui Pijat Refleksi
Kebiasaan Sehat untuk Pencegahan Jangka Panjang

Pencegahan selalu lebih efektif daripada pengobatan. Kebiasaan sehari-hari yang sederhana bisa menjadi kunci kesehatan gigi anak. Ajarkan anak menyikat gigi secara rutin, batasi konsumsi makanan dan minuman manis, dan hindari kebiasaan tidur sambil minum susu atau jus.
Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang kesehatan mulut sejak dini. Menjelaskan mengapa gigi harus dibersihkan, bagaimana cara menyikat yang benar, dan konsekuensi jika gigi tidak dirawat membantu anak memahami pentingnya menjaga kebersihan gigi. Lingkungan keluarga yang mendukung juga memengaruhi kesadaran anak. Misalnya, hindari berbagi alat makan atau gelas karena bakteri penyebab karies bisa berpindah dari satu orang ke orang lain melalui air liur.
Keterlibatan dokter gigi dalam edukasi juga penting. Dokter tidak hanya berperan sebagai tenaga perawatan, tetapi juga sebagai pengajar yang membimbing orang tua dan anak untuk merawat gigi dengan cara yang benar. Dengan menerapkan pola hidup sehat, mendampingi anak dalam merawat gigi, dan rutin melakukan pemeriksaan, risiko gigi berlubang dapat diminimalkan. Anak pun dapat tumbuh dengan gigi yang sehat, kuat, dan nyaman, sekaligus membangun fondasi kesadaran kesehatan yang bermanfaat hingga dewasa.
Penulis: Elfira Armilia