Fkg.umsida.ac.id – Sisa akar gigi dapat terbentuk akibat berbagai faktor. Salah satu penyebab paling umum adalah karies atau gigi berlubang yang tidak segera ditangani.
Gigi manusia terdiri dari dua bagian utama, yaitu mahkota gigi yang terlihat di rongga mulut dan akar gigi yang tertanam di dalam gusi.
Pada kondisi normal, mahkota gigi berfungsi untuk mengunyah makanan, sedangkan akar gigi menjadi penopang agar gigi tetap kokoh dan stabil. Namun, pada beberapa kasus, mahkota gigi dapat rusak atau hilang sehingga yang tersisa hanyalah akar gigi.
Jika lubang gigi dibiarkan terlalu lama, jaringan keras gigi akan hancur secara bertahap hingga mahkota gigi tidak lagi utuh.
Selain itu, trauma atau benturan keras pada mulut, seperti jatuh atau kecelakaan, juga bisa membuat mahkota gigi patah dan menyisakan akar. Bahkan, tindakan pencabutan gigi yang tidak sempurna bisa meninggalkan akar di dalam gusi.
Baca Selengkapnya: Pemeriksaan Gigi Gratis FKG Umsida di CFD Sidoarjo Disambut Antusias Warga
Meski sering tidak menimbulkan rasa sakit awalnya, sisa akar gigi tidak boleh dianggap sepele. Banyak orang merasa aman karena tidak ada keluhan nyeri, padahal kondisi ini berpotensi menimbulkan masalah serius bagi kesehatan mulut dan tubuh secara keseluruhan.
Risiko Kesehatan Jika Sisa Akar Gigi Dibiarkan

Membiarkan sisa akar gigi tanpa penanganan dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu risiko utama adalah infeksi. Akar gigi yang tertinggal bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri, yang kemudian menimbulkan pembengkakan pada gusi, keluarnya nanah, dan rasa sakit yang semakin parah. Infeksi ini juga bisa menyebar, menyebabkan wajah membengkak hingga sulit membuka mulut.
Selain infeksi, sisa akar gigi juga berpotensi menimbulkan pertumbuhan kista atau bahkan tumor di jaringan sekitar gusi. Kondisi ini bisa berakibat pada kerusakan tulang rahang dan perubahan bentuk rahang jika tidak segera ditangani.
Baca Juga: Tren Behel Fashion, Pakar Umsida: Tidak Direkomendasikan
Masalah lain yang mungkin muncul termasuk bau mulut yang tak hilang-hilang, rasa tidak nyaman saat makan atau berbicara, hingga sakit kepala yang berkepanjangan akibat peradangan di area gigi. Dengan kata lain, walaupun awalnya tidak menimbulkan rasa sakit, sisa akar gigi merupakan kondisi yang berisiko tinggi dan memerlukan penanganan profesional dari dokter gigi.
Penanganan dan Pencegahan Sisa Akar Gigi

Langkah pertama yang harus dilakukan ketika mengetahui adanya sisa akar gigi adalah segera memeriksakan kondisi ke dokter gigi. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk menilai jaringan gusi, memeriksa sisa akar, dan kemungkinan melakukan foto rontgen untuk mengetahui kondisi tulang rahang di sekitarnya.
Penanganan utama untuk sisa akar gigi adalah pencabutan atau ekstraksi. Prosedur ini dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjaga kesehatan mulut tetap optimal. Setelah akar dicabut, dokter biasanya akan memberikan perawatan tambahan, seperti membersihkan area bekas akar agar tidak terjadi infeksi, serta memberikan saran perawatan lanjutan untuk memperkuat gusi dan gigi di sekitarnya.
Cek Juga: 4 Makanan Terbaik untuk Orang Sakit Gigi Dan Gusi

Selain penanganan, pencegahan juga sangat penting. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi, dan rutin memeriksakan gigi minimal enam bulan sekali dapat mencegah kerusakan gigi berlanjut hingga menjadi sisa akar. Menghindari kebiasaan buruk seperti menggigit benda keras atau merokok juga dapat menjaga gigi tetap kuat.
Jika gigi Anda sudah memiliki kerusakan parah, konsultasikan segera dengan dokter gigi. Penanganan dini tidak hanya mencegah risiko infeksi, tetapi juga membantu menentukan opsi penggantian gigi, seperti implan atau jembatan gigi, sehingga fungsi mulut tetap terjaga untuk makan, berbicara, dan tersenyum dengan percaya diri.
Sisa akar gigi bukan kondisi yang boleh diabaikan, meski tidak menimbulkan rasa sakit. Risiko infeksi, pembengkakan gusi, kista, hingga perubahan bentuk rahang membuat kondisi ini memerlukan perhatian serius. Penanganan melalui pencabutan oleh dokter gigi profesional dan perawatan mulut yang baik merupakan langkah paling aman untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh. Dengan tindakan cepat dan perawatan rutin, mulut tetap sehat, gigi lainnya terjaga, dan risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Penulis: Elfira Armilia