Bleaching & Veneer Gigi Siapa yang Paling Membutuhkannya?Simak Penjelasannya

Fkg.umsida.ac.id – Kebutuhan akan penampilan yang menarik semakin menjadi prioritas bagi banyak orang, termasuk dalam hal kesehatan dan estetika gigi. Dua prosedur yang kini semakin populer adalah bleaching dan veneer gigi. drg Marisa Elvi Dayanti SpKG, Ketua Program Studi Profesi Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menjelaskan bahwa bleaching dan veneer gigi menawarkan solusi cepat untuk mendapatkan senyum cerah dan rapi.

Bleaching dan Veneer: Apa Bedanya?

Bleaching adalah prosedur pemutihan gigi yang bertujuan menghilangkan noda atau perubahan warna gigi menggunakan bahan kimia tertentu, seperti hidrogen peroksida atau karbamid peroksida. Sementara itu, veneer adalah lapisan tipis yang ditempelkan pada permukaan depan gigi, terbuat dari porselen atau resin komposit, untuk memperbaiki bentuk, ukuran, dan warna gigi secara permanen.

Kedua prosedur ini memang tidak tergolong sebagai tindakan medis penyelamatan, melainkan bagian dari perawatan estetik. Namun, jika dilakukan dengan indikasi yang tepat dan pengawasan dokter gigi, prosedur ini relatif aman dan minim efek samping jangka panjang.

Potensi Dampak Jangka Panjang: Aman dengan Pemantauan

Menurut para praktisi kedokteran gigi, perawatan bleaching dan veneer tidak akan menimbulkan dampak jangka panjang yang berarti, asalkan dilakukan dengan prosedur yang benar dan disertai kontrol rutin. Pada bleaching, salah satu kekhawatiran adalah peningkatan sensitivitas gigi, tetapi efek ini biasanya hanya sementara dan dapat ditangani dengan pasta gigi khusus atau produk desensitisasi.

Sementara itu, untuk veneer, proses pemasangannya memang melibatkan pengikisan sebagian lapisan enamel gigi. Karena itu, penting sekali agar indikasi dan diagnosis dilakukan secara profesional. Bila tidak dilakukan oleh ahlinya, veneer yang tidak presisi justru bisa menyebabkan gangguan oklusi (gigitan) atau infeksi pada gigi yang tertutupi. Namun, jika prosedur dilakukan dengan baik dan pasien melakukan kontrol berkala, veneer bisa bertahan lama dan tidak menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan.

Intinya, konsistensi dalam perawatan dan kunjungan ke dokter gigi adalah kunci untuk menjaga kesehatan gigi setelah prosedur estetika dilakukan.

Permintaan Tinggi pada Wanita, Tapi Pria Juga Mulai Mengikuti

Secara umum, wanita memang lebih dominan dalam melakukan prosedur estetik seperti bleaching dan veneer. Hal ini berkaitan erat dengan persepsi kecantikan, kepercayaan diri, serta pengaruh media sosial yang cukup kuat di kalangan perempuan. Gigi putih dan rapi kerap diasosiasikan dengan standar kecantikan modern.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren ini juga mulai diminati oleh kalangan pria, terutama mereka yang bekerja di bidang yang menuntut penampilan menarik dan interaksi sosial tinggi. Contohnya, aktor, presenter, public speaker, hingga marketing dan sales. Penampilan profesional dan senyum yang memikat dapat menjadi nilai tambah dalam pekerjaan mereka.

Tidak hanya dari segi gender, rentang usia juga memengaruhi tren prosedur ini. Umumnya, kelompok usia 20–40 tahun merupakan yang paling banyak melakukan bleaching atau veneer. Di usia ini, seseorang biasanya lebih aktif secara sosial maupun profesional, sehingga memiliki motivasi tinggi untuk menjaga penampilan.

Sementara itu, kelompok usia lebih tua, misalnya di atas 50 tahun, juga mulai melirik prosedur ini, terutama untuk tujuan peremajaan penampilan. Namun, dokter biasanya akan mengevaluasi kondisi kesehatan gigi terlebih dahulu, karena pada usia lanjut, kondisi gusi, struktur gigi, dan penyakit penyerta bisa memengaruhi hasil dan keamanan prosedur.

Kunci Keamanan: Konsultasi dan Perawatan Berkala

Penting untuk dipahami bahwa tidak semua orang cocok untuk prosedur bleaching maupun veneer. Oleh karena itu, proses konsultasi sangat diperlukan untuk mengevaluasi apakah kondisi gigi pasien mendukung tindakan tersebut. Misalnya, seseorang yang memiliki gigi sensitif atau struktur enamel yang tipis mungkin disarankan untuk tidak melakukan bleaching terlalu sering.

Setelah prosedur dijalankan, komitmen pasien dalam melakukan kontrol berkala ke dokter gigi menjadi faktor penentu keberhasilan jangka panjang. Selain itu, menjaga kebersihan mulut secara umum, menghindari konsumsi makanan atau minuman berwarna (seperti kopi dan teh), serta tidak merokok adalah hal-hal yang turut memengaruhi hasil estetika prosedur ini.

Bleaching dan veneer gigi merupakan prosedur estetika yang aman dan efektif, selama dilakukan oleh tenaga profesional dan disertai kontrol rutin. Wanita masih mendominasi tren ini, tetapi pria dari kalangan profesional juga semakin banyak yang memilih prosedur ini untuk mendukung penampilan. Dengan pemahaman yang benar serta perawatan yang baik, kedua prosedur ini bisa menjadi investasi jangka panjang bagi senyum sehat dan percaya diri.

Penulis : Elfira Armilia