Dosen FKG Umsida Sukseskan Peringatan Down Syndrome Awareness Month 2025

fkg.umsida.ac.id – Sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, sejumlah tenaga medis lintas bidang turut ambil bagian dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome (POTADS) Jawa Timur (01/11/2025).

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan menyeluruh bagi anak-anak penderita Down Syndrome, termasuk dalam aspek kesehatan gigi dan mulut.

LIhat juga: 

Salah satu tenaga kesehatan yang berpartisipasi aktif adalah drg. Rizqi Aulia Kusuma Andini, Sp.KGA dan drg. Wanda Kharisma Dian Sari, Sp. KGA, yang berbagi pengalaman serta mengungkap tentang makna kegiatan ini.

Sinergi Dokter dan Orang Tua dalam membangun Kepedulian Inklusif

Dalam rangka memperingati Down Syndrome Awareness Month (DSAM) 2025, POTADS Jawa Timur menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan dan konsultasi kesehatan terpadu di Hotel Shangri-La Surabaya. 

Acara ini menghadirkan berbagai tenaga profesional dari bidang kesehatan gigi anak, mata, Telinga Hidung Tenggorokan (THT), kejiwaan, psikologi, hingga rehabilitasi medik.

Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dengan penuh antusiasme dan kehangatan. Anak-anak pengidap Down Syndrome serta orang tua mereka mengikuti berbagai kegiatan pemeriksaan secara gratis sambil mendapatkan pendampingan dari tim medis.

Menurut drg Rizqi, keterlibatan berbagai disiplin ilmu dalam kegiatan ini menunjukkan semangat kolaborasi yang kuat dalam memberikan pelayanan menyeluruh bagi anak-anak dengan berkebutuhan khusus.

Kegiatan pengabdian masyarakat POTADS tahun ini mengusung tema “Tumbuh, Berkembang, dan Bermakna.” Tema tersebut, menurut drg. Rizqi, menggambarkan harapan agar setiap anak pengidap Down Syndrome mendapat kesempatan tumbuh optimal, mengembangkan potensi diri, dan menjadi pribadi yang mewujudkan kehidupan bermasyarakat. 

“Setiap anak memiliki kemampuan unik yang dapat berkembang jika diberikan kesempatan dan dukungan yang tepat,” ujar drg. Rizqi. 

Ia menambahkan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga menjadi wadah untuk membangun empati dan kesadaran sosial masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus. 

Urgensi Perawatan Kesehatan Gigi bagi Anak Down Syndrome

Dalam bidang kedokteran gigi anak, perhatian terhadap anak dengan Down Syndrome menjadi hal yang sangat penting. drg. Rizqi menuturkan, anak-anak penderita Down Syndrome memiliki karakteristik khusus dalam pertumbuhan gigi dan kesehatan mulut.

“Mereka sering mengalami maloklusi, pertumbuhan gigi yang lambat, serta kesulitan menjaga kebersihan mulut karena keterbatasan motorik. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit periodontal,” jelasnya.

Melalui kegiatan ini, para dokter gigi tidak hanya melakukan pemeriksaan, tetapi juga memberikan edukasi praktis kepada orang tua mengenai cara menyikat gigi yang tepat, penggunaan alat bantu kebersihan mulut, serta kontrol rutin.

“Peran orang tua sangat besar. Mereka yang setiap hari mendampingi anak, jadi perlu tahu bagaimana menjaga kesehatan gigi anak dengan cara yang aman dan menyenangkan,” tambahnya.

Bagi drg. Rizqi, kegiatan pengabdian masyarakat ini bukan sekedar memberikan layanan medis, melainkan juga membangun jembatan pemahaman dokter, orang tua, dan anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Tantangan dan Harapan dari Lapangan

Tantangan terbesar dalam kegiatan ini, menurut drg, Rizqi, terletak pada pendekatan terhadap anak-anak Down Syndrome yang memiliki kemampuan komunikai beragam.

“Setiap anak memiliki cara sendiri untuk berinteraksi. Ada yang mudah diajak bicara, ada pula yang takut atau menolak disentuh. Kami harus sabar dan kreatif agar pemeriksaan tetap berjalan dengan nyaman,” ungkapnya.

Meski memerlukan waktu lebih lama, pengalaman tersebut justru menjadi momen pembelajaran berharga. drg. Rizqi, menuturkan bahwa interaksi dengan anak-anak Down Syndrome memberikan pelajaran tentang ketulusan, kesabaran, dan arti empati dalam profesi kedokteran gigi.

Ia pun menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak keluarga. 

“Semoga kegiatan seperti ini bisa jadi langkah nyata agar anak-anak penderita Down Syndrome mendapatkan akses pelayanan yang berkualitas, terutama dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Kami ingin mereka tumbuh dengan senyum sehat dan bahagia,” ujarnya penuh semangat.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat POTADS Jawa Timur tahun 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara tenaga medis, keluarga, masyarakat mampu menciptakan ruang yang lebih ramah dan inklusif bagi anak-anak istimewa.

Dengan semangat Tumbuh, Berkembang, dan Bermakna, setiap anak penderita Down Syndrome diajak percaya bahwa mereka juga bisa menggapai dan memberikan makna bagi dunia.

Penulis: Alifia