Kenali Abses Gigi dan Cara Pencegahannya Agar Tidak Menyebar

Fkg.umsida.ac.id – Abses gigi adalah salah satu masalah kesehatan mulut yang sering terjadi dan bisa menimbulkan rasa sakit luar biasa.

Kondisi ini muncul ketika terdapat kantung atau benjolan berisi nanah di gigi atau gusi akibat infeksi bakteri. Nanah yang menumpuk dapat memperburuk rasa nyeri dan membuat aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, hingga berbicara menjadi terganggu.

Menurut laman Halodoc, abses gigi bisa terbentuk di sekitar akar gigi atau di gusi. Meskipun terlihat sederhana, abses gigi dapat berkembang menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, memahami penyebab, gejala, serta cara pencegahan dan pengobatan abses gigi sangat penting bagi kesehatan mulut dan keseluruhan tubuh.

Penyebab dan Faktor Risiko Abses Gigi

Sumber: Pinterest

Abses gigi terjadi ketika bakteri masuk ke dalam gigi melalui lubang atau retakan pada gigi. Infeksi ini kemudian menyebabkan peradangan pada ujung akar gigi atau jaringan gusi di sekitarnya. Berdasarkan lokasi abses, kondisi ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu abses periapikal (di ujung akar gigi), abses periodontal (di gusi sekitar akar gigi), dan abses gingiva (di gusi).

Faktor risiko abses gigi umumnya berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan mulut. Orang yang jarang menyikat gigi atau tidak menjaga kesehatan gusi lebih rentan mengalami abses gigi. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman tinggi gula dapat meningkatkan peluang bakteri berkembang biak, sehingga memicu infeksi. Mulut yang kering, karena dehidrasi atau efek samping obat tertentu, juga menjadi kondisi yang mempermudah bakteri menyerang gigi dan gusi.

Faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko abses gigi termasuk gigi berlubang yang tidak segera ditangani, pertumbuhan gigi bungsu yang tertekan, dan cedera pada gigi atau rahang. Kondisi-kondisi ini memicu bakteri masuk lebih mudah dan menyebabkan terbentuknya kantung nanah yang menyakitkan.

Cek Juga: Kanker Serviks Bisa Dicegah Lebih Dini, Jangan Abaikan!

Gejala Abses Gigi yang Harus Diwaspadai
Sumber: Pinterest

Rasa nyeri pada gigi atau gusi menjadi gejala utama abses gigi. Nyeri ini bisa muncul tiba-tiba dan cenderung semakin parah seiring waktu. Selain nyeri, gejala lain yang umum terjadi meliputi gusi bengkak, rasa sakit saat mengunyah, dan gigi yang sensitif terhadap makanan panas atau dingin. Pada beberapa kasus, rasa sakit dapat menjalar hingga ke telinga, rahang, atau leher.

Abses gigi juga dapat menimbulkan demam, bau mulut, kemerahan atau pembengkakan wajah, dan pembesaran kelenjar getah bening di leher atau bawah rahang. Jika abses berkembang, gejala bisa menjadi lebih serius seperti sesak napas atau perubahan bentuk wajah, yang menandakan infeksi sudah menyebar lebih jauh.

Segera periksakan ke dokter gigi ketika gejala muncul. Abses gigi yang tidak ditangani berisiko menimbulkan komplikasi serius seperti sepsis, infeksi tulang (osteomielitis), sinusitis, atau abses submandibula (angina Ludwig). Pemeriksaan rutin setiap 6–12 bulan oleh dokter gigi sangat dianjurkan untuk mendeteksi masalah sejak dini.

Baca Juga: Kenali Risiko Impaksi Gigi Bungsu dan Cara Mengatasinya

Cara Pengobatan dan Pencegahan Abses Gigi
Source: Pexels

Pengobatan abses gigi tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi infeksi. Pada tahap awal, dokter gigi akan memeriksa kondisi gigi, gusi, dan mulut, serta melakukan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen atau CT scan untuk mengetahui luas infeksi.

Tindakan medis yang umum dilakukan meliputi pengeluaran nanah melalui sayatan kecil, pemberian antibiotik bila infeksi menyebar, perawatan saluran akar untuk mengangkat jaringan lunak yang terinfeksi, atau pencabutan gigi bila gigi tidak bisa diselamatkan. Selama masa pemulihan, pasien dianjurkan berkumur dengan air garam hangat dan mengonsumsi obat pereda nyeri untuk meredakan ketidaknyamanan.

Sumber: Pinterest

Pencegahan abses gigi fokus pada menjaga kesehatan mulut dan gigi. Sikat gigi minimal dua kali sehari menggunakan pasta gigi mengandung fluoride, bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi, batasi konsumsi gula dan tepung, serta ganti sikat gigi setiap 3 bulan. Mengunjungi dokter gigi secara rutin juga membantu mencegah kerusakan gigi dan infeksi sebelum berkembang menjadi abses.

Dengan memahami penyebab, gejala, serta cara pencegahan dan pengobatan abses gigi, Anda dapat menjaga kesehatan mulut lebih optimal dan mencegah infeksi menjadi lebih serius. Jangan menunda perawatan, karena abses gigi yang dibiarkan dapat berdampak pada kesehatan keseluruhan.

Penulis: Elfira Armilia