Fkg.umsida.ac.id – Banyak orang merasa khawatir ketika rahang mereka mengeluarkan bunyi klik saat membuka mulut lebar, mengunyah, atau saat menguap.
Tidak jarang juga muncul sensasi seolah ada yang mengganjal sebelum bunyi itu terdengar. Fenomena ini biasanya disebabkan oleh gangguan pada sendi temporomandibula (TMJ). Sendi ini merupakan penghubung rahang bawah dengan tulang tengkorak, tepat berada di bawah telinga. Fungsi utamanya adalah memungkinkan rahang bergerak naik-turun, maju-mundur, dan sedikit ke samping.
Gangguan pada TMJ dapat menimbulkan beberapa gejala yang berbeda-beda, tergantung tingkat keparahannya. Beberapa tanda umum yang sering muncul antara lain nyeri saat membuka mulut, mengunyah, menguap, atau berbicara. Kekakuan rahang juga kerap terjadi, terutama saat mencoba membuka mulut lebih lebar dari biasanya. Selain itu, bunyi klik atau “pop” pada sendi rahang dapat muncul bahkan tanpa disertai rasa nyeri. Beberapa orang juga merasakan pegal atau lelah pada otot wajah, dan dalam kasus tertentu, area sendi dapat tampak bengkak.
Meskipun bunyi klik ini sering dianggap mengganggu, kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, keluhan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk saat makan, berbicara, atau tersenyum. Kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya ketidakseimbangan pada rahang, posisi gigi yang tidak ideal, atau kebiasaan menggemeretakkan gigi (bruxism).
Cek Juga: Gelar Pemeriksaan Gigi Bumil, FKG Umsida Edukasi 22 Ibu untuk Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyebab Bunyi Klik pada Rahang

Bunyi klik pada rahang biasanya disebabkan oleh pergeseran diskus atau bantalan sendi TMJ yang menahan gerakan rahang. Diskus ini berfungsi sebagai bantalan antara rahang bawah dan tulang tengkorak. Ketika diskus tidak berada pada posisi yang tepat, rahang akan bergerak dengan gesekan yang menghasilkan bunyi klik.
Beberapa faktor yang dapat memicu bunyi klik pada rahang antara lain:
- Posisi Gigi yang Tidak Ideal – Gigi yang tidak rata atau adanya gigitan yang tidak sempurna dapat memengaruhi cara rahang bergerak.
- Cedera Rahang atau Kepala – Trauma pada rahang akibat benturan atau kecelakaan dapat memengaruhi sendi TMJ.
- Kebiasaan Menggemeretakkan atau Mengatupkan Gigi – Aktivitas ini meningkatkan tekanan pada sendi rahang dan menyebabkan gesekan berlebihan.
- Stres dan Tegangan Otot Wajah – Ketegangan otot akibat stres dapat memengaruhi gerakan rahang dan menimbulkan bunyi klik.
Walaupun bunyi klik sering muncul tanpa nyeri, tetap penting untuk memeriksakan kondisi rahang ke dokter gigi. Pemeriksaan ini akan mengevaluasi keadaan gigi geligi, posisi rahang, dan kesehatan sendi. Dalam beberapa kasus, dokter gigi mungkin akan menyarankan pemeriksaan radiografi atau foto rontgen untuk melihat kondisi sendi dan bantalan rahang secara lebih jelas.
Baca Juga: Rahang Bergeser? Ini 6 Tanda yang Tidak Boleh Diabaikan
Cara Mengurangi Bunyi Klik dan Nyeri Rahang

Penanganan bunyi klik pada rahang dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan di rumah. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada sendi, meredakan nyeri, dan memperbaiki kenyamanan saat membuka mulut.
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
- Konsumsi Makanan Lunak – Mengurangi makanan keras atau kenyal dapat mengurangi beban pada rahang dan sendi temporomandibula.
- Hindari Membuka Mulut Terlalu Lebar – Saat tertawa atau menguap, usahakan tidak membuka mulut secara maksimal untuk mengurangi gesekan pada sendi.
- Kompres Hangat atau Dingin – Mengompres area yang nyeri dengan hangat atau dingin dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada sendi. Pilih metode yang paling nyaman untuk diri sendiri.
- Hindari Menopang Dagu dengan Tangan – Posisi ini dapat menambah tekanan pada sendi rahang dan memperparah bunyi klik.
- Obat Pereda Nyeri – Obat seperti paracetamol atau ibuprofen dapat digunakan jika tidak ada kontraindikasi medis, untuk membantu meredakan nyeri sementara.
Jika langkah-langkah di atas tidak memberikan perbaikan, atau gejala bertambah parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter gigi atau spesialis bedah mulut dan maksilofasial. Dokter akan menilai apakah diperlukan terapi tambahan, misalnya fisioterapi rahang, penggunaan pelindung gigi malam hari (night guard), atau prosedur perbaikan sendi.
Dengan penanganan yang tepat, bunyi klik pada rahang biasanya dapat dikendalikan, nyeri berkurang, dan fungsi rahang kembali normal. Selain itu, langkah pencegahan seperti menjaga posisi gigi, mengurangi stres, dan menghindari kebiasaan menggemeretakkan gigi dapat membantu mencegah kambuhnya bunyi klik di kemudian hari.
Penulis: Elfira Armilia