Gigi Ompong Setelah Cabut Gigi? Ini Cara Aman Mengatasinya

Fkg.umsida.ac.id – Cabut gigi atau ekstraksi gigi adalah prosedur yang umum dilakukan oleh dokter gigi ketika kondisi gigi sudah tidak memungkinkan untuk diselamatkan. Prosedur ini dilakukan dengan hati-hati, biasanya hanya pada gigi yang mahkotanya masih terlihat dan tidak tertutup oleh gusi.

Salah satu indikasi paling umum adalah gigi yang berlubang parah sehingga tidak bisa ditambal lagi, gigi patah yang sulit diperbaiki, atau gigi yang mengalami infeksi serius pada akar. Tindakan cabut gigi dilakukan untuk mencegah infeksi yang bisa menyebar ke gusi atau tulang rahang, sekaligus mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh gigi yang bermasalah.

Pada anak-anak, cabut gigi cenderung lebih aman karena mereka memiliki gigi susu yang nantinya akan digantikan oleh gigi permanen. Proses pergantian ini memastikan mulut anak tetap memiliki fungsi penuh seiring pertumbuhan. Sebaliknya, bagi orang dewasa, gigi yang dicabut biasanya merupakan gigi permanen.

Sumber: Pinterest

Jika gigi permanen tanggal, gigi tersebut tidak akan tumbuh kembali, sehingga ruang kosong akan tetap ada. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga fungsi mulut, seperti kemampuan mengunyah, berbicara, dan bahkan mengunyah makanan dengan benar.

Gigi yang ompong bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan menurunkan rasa percaya diri seseorang, terutama jika gigi yang hilang berada di bagian depan mulut.

Baca Juga:  Tak Perlu Mahal, Berikut Cara Dapat Gigi Palsu Bersubsidi dari BPJS Kesehatan

Risiko Pergeseran Gigi dan Masalah Kesehatan Mulut

Source: Pexels

Gigi yang dicabut dan dibiarkan kosong dapat menimbulkan risiko pergeseran gigi. Ruang yang ditinggalkan oleh gigi tanggal membuat gigi di sekitarnya bergerak untuk menutup celah tersebut. Pergeseran ini dapat membuat gigi menjadi tidak sejajar, mengubah gigitan, dan menimbulkan ketidakseimbangan tekanan pada gigi yang tersisa. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah baru, seperti nyeri pada rahang, gangguan sendi temporomandibular, atau bahkan penumpukan plak dan karang gigi di area yang sulit dibersihkan.

Selain masalah fungsional, gigi ompong juga berdampak pada estetika wajah. Hilangnya satu atau beberapa gigi permanen bisa membuat wajah terlihat lebih tua dan mengurangi kepercayaan diri. Orang yang memiliki gigi ompong di bagian depan sering merasa malu untuk tersenyum atau berbicara di depan orang lain. Untuk itu, sangat penting untuk segera mencari solusi jika gigi permanen tanggal, agar fungsi mulut tetap optimal dan penampilan tetap terjaga. Menunda penanganan gigi yang kosong justru akan memperburuk kondisi gigi lainnya dan menimbulkan komplikasi jangka panjang.

Solusi Gigi Ompong setelah cabut gigi
Source: Pexels

Salah satu solusi paling efektif untuk mengatasi gigi ompong adalah pemasangan gigi palsu atau dental prosthesis. Gigi palsu membantu mengembalikan fungsi mengunyah, menjaga posisi gigi lain tetap stabil, dan memperbaiki penampilan senyum.

Saat ini, tersedia berbagai jenis gigi palsu, mulai dari gigi palsu sebagian yang menggantikan beberapa gigi saja, hingga gigi palsu lengkap yang menggantikan seluruh gigi pada rahang. Pilihan jenis gigi palsu akan disesuaikan dengan kondisi mulut pasien dan kebutuhan fungsi maupun estetika.

Proses pemasangan gigi palsu selalu diawali dengan konsultasi mendetail bersama dokter gigi. Dokter akan menilai kondisi gigi, gusi, dan tulang rahang, sekaligus mempertimbangkan kebiasaan makan serta kesehatan umum pasien. Konsultasi ini bertujuan agar gigi palsu yang dipasang nyaman digunakan, fungsional, dan tahan lama.

Cek Juga: FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja

Selain itu, dokter gigi akan memberikan panduan perawatan gigi palsu, mulai dari teknik pembersihan, penyimpanan saat malam hari, hingga jadwal kontrol rutin. Perawatan yang tepat sangat penting agar gigi palsu tetap bersih, tidak menimbulkan infeksi, dan mencegah pergeseran gigi yang lain.

Source; Pinterest

Penggunaan gigi palsu tidak hanya menyelesaikan masalah estetika, tetapi juga menjaga kesehatan mulut secara menyeluruh. Dengan mengisi celah gigi yang kosong, gigi di sekitarnya tetap berada pada posisi yang tepat, sehingga risiko pergeseran dapat diminimalkan. Selain itu, pasien bisa kembali mengunyah makanan dengan nyaman dan berbicara dengan lancar tanpa rasa tidak percaya diri.

Selain pemasangan gigi palsu, menjaga kesehatan gigi dan gusi yang tersisa sangat penting. Menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi minimal enam bulan sekali akan membantu mempertahankan kondisi mulut yang sehat. Perawatan yang konsisten akan mendukung fungsi gigi palsu dan mencegah masalah tambahan seperti karies, radang gusi, atau infeksi tulang rahang.

Dengan pemahaman yang baik tentang cabut gigi, risiko pergeseran gigi, dan solusi gigi palsu, pasien dapat mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatan mulut sekaligus meningkatkan kepercayaan diri. Segera konsultasikan ke dokter gigi jika Anda memiliki gigi yang ompong atau bermasalah, agar mendapatkan penanganan yang sesuai dan hasil yang optimal.

Penulis: Elfira Armilia