Fkg.umsida.ac.id – Saat gigi pertama anak mulai tumbuh, banyak orang tua yang langsung sibuk mencari sikat dan pasta gigi yang cocok. Namun, memilih produk perawatan gigi anak tidak bisa sembarangan. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan agar kesehatan gigi dan mulut Si Kecil tetap terjaga sejak dini.
Perawatan gigi sebaiknya dimulai sejak gigi pertama anak muncul, biasanya di usia sekitar enam bulan. Awalnya bisa dimulai dengan membersihkan gigi menggunakan kain lembut atau kasa steril, lalu dilanjutkan dengan penggunaan sikat gigi khusus anak saat usianya bertambah.
Pilih Sikat Gigi yang Aman dan Nyaman untuk Anak

Sikat gigi untuk anak tentu berbeda dari sikat gigi orang dewasa. Desainnya dibuat khusus agar sesuai dengan ukuran mulut dan genggaman tangan anak. Pilihlah sikat gigi dengan kepala yang kecil dan berbentuk oval, serta memiliki bulu sikat yang halus. Gagang sikat yang nyaman dan tidak licin juga akan membantu anak belajar menyikat gigi dengan lebih mudah.
Sikat gigi dengan warna cerah atau karakter kartun favorit juga bisa jadi cara efektif agar anak lebih semangat saat waktunya gosok gigi. Saat ini bahkan tersedia sikat gigi elektrik khusus anak yang dilengkapi fitur musik atau lampu, sehingga aktivitas menyikat gigi terasa lebih menyenangkan.
Bulu sikat yang lembut menjadi hal penting lain yang perlu diperhatikan. Hindari sikat dengan bulu kasar karena bisa melukai gusi atau merusak lapisan gigi. Jangan lupa juga untuk rutin mengganti sikat gigi setiap 3–4 bulan atau ketika bulu sikat mulai rusak dan melebar.
Baca Juga: Gadai Emas Syariah, Solusi Keuangan Jangka Panjang di Tengah Tekanan Ekonomi
Gunakan Pasta Gigi yang Sesuai Usia dan Aman

Tidak hanya sikat gigi, pemilihan pasta gigi juga perlu disesuaikan dengan usia anak. Untuk bayi dan balita di bawah 18 bulan, cukup gunakan sikat gigi dan air saja. Baru setelah anak berusia 18 bulan, pasta gigi boleh digunakan tentu dengan takaran yang sangat kecil, cukup sebesar biji beras.
Pilihlah pasta gigi anak yang mengandung fluoride, karena kandungan ini membantu memperkuat gigi dan mencegah gigi berlubang. Meski begitu, tetap perlu diawasi agar anak tidak menelan pasta gigi, terutama pada usia di bawah enam tahun.
Orang tua juga disarankan untuk membaca label bahan pada kemasan. Hindari pasta gigi yang mengandung zat aktif yang keras seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS), minyak esensial, atau pemanis buatan. Zat-zat tersebut bisa memicu iritasi, terutama jika anak memiliki mulut yang sensitif. Pasta gigi tanpa gula tambahan akan lebih aman untuk penggunaan jangka panjang.
Lihat Juga: Mengapa Pemeriksaan Gigi Pranikah Perlu Dilakukan? Berikut Penjelasannya
Biasakan Menyikat Gigi Sejak Dini dan Lakukan Pemeriksaan Rutin

Selain memilih sikat dan pasta gigi yang tepat, hal yang tak kalah penting adalah membangun kebiasaan menyikat gigi secara rutin. Ajarkan anak untuk menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Anak yang terbiasa menyikat gigi sejak dini umumnya akan lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi saat tumbuh dewasa.
Untuk membantu proses ini, orang tua bisa menjadikan aktivitas menyikat gigi sebagai kegiatan yang menyenangkan dan dilakukan bersama. Misalnya dengan menggunakan lagu khusus saat gosok gigi atau membuat jadwal harian dengan stiker penghargaan setiap kali anak berhasil menyikat gigi dengan benar.
Di samping itu, periksa gigi anak ke dokter gigi secara berkala setiap enam bulan sekali. Pemeriksaan ini penting untuk memantau pertumbuhan gigi anak dan mendeteksi dini jika ada masalah seperti gigi berlubang atau gangguan tumbuh gigi. Pemeriksaan rutin juga membantu anak lebih akrab dengan lingkungan dokter gigi dan mengurangi rasa takut saat berkunjung.
Merawat gigi anak sejak dini adalah investasi penting untuk masa depan kesehatannya. Dengan memilih sikat gigi yang tepat, menggunakan pasta gigi sesuai usia, dan membangun kebiasaan menyikat gigi secara rutin, orang tua telah memberikan bekal berharga bagi anak agar tumbuh dengan gigi yang sehat dan kuat.
Penulis: Elfira Armilia