fkg.umsida.ac.id – Saat ini Fakultas Kedokteran Gigi (Fkg) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terus membuktikan komitmennya dalam menjawab tantangan dunia kedokteran gigi modern.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah memperkuat bidang periodonsia, yaitu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari jaringan penyangga gigi dan penanganan penyakit periodontal.

Melalui penyusunan kurikulum yang adaptif dan berorientasi pada teknologi terkini, Fkg Umsida berhasil menciptakan pendekatan pembelajaran yang relevan, aplikatif, dan berbasis kebutuhan klinis nyata.
Menurut drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio, dosen sekaligus praktisi periodonsia di Fkg Umsida, kurikulum yang disusun secara strategis ini bukan sekadar memuat teori dasar, tetapi juga mengintegrasikan pendekatan evidence-based dentistry, pemanfaatan biomaterial regeneratif, dan teknologi seperti terapi laser. Lebih jauh lagi, materi ajar periodonsia di Umsida juga membahas keterkaitan penyakit periodontal dengan penyakit sistemik seperti diabetes melitus dan penyakit jantung.
“Kurikulum kami tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga menekankan pemahaman kontekstual dan berbasis bukti ilmiah. Ini penting untuk membentuk dokter gigi yang tidak hanya cakap secara klinis, tetapi juga kritis secara akademik,” ujar drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio.
Lihat Juga : Mengenal 4 Jenis Perawatan Maloklusi untuk Senyum Lebih Percaya Diri
Kurikulum Periodonsia: Selaras dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Menyusun materi ajar periodonsia yang sesuai dengan dinamika ilmu kedokteran gigi tentu tidak mudah. drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah kecepatan perkembangan teknologi dan riset, yang menuntut pembaruan kurikulum secara berkala. Beberapa teknologi dan pendekatan yang kini menjadi bagian penting dari pengajaran periodonsia di Fkg Umsida antara lain:
- Stem cell therapy untuk regenerasi jaringan periodontal
- Pemanfaatan biomaterial seperti hyaluronic acid dan bovine membrane pericardium
- Analisis mikrobioma oral untuk deteksi awal penyakit periodontal
- Terapi laser dan piezosurgery dalam tindakan minimal invasif
Tantangan lainnya adalah kesiapan sumber daya laboratorium serta kapasitas dosen dalam menyampaikan materi yang kompleks dengan cara yang bertahap dan mudah dicerna mahasiswa. Oleh karena itu, Fkg Umsida juga berfokus pada pedagogical skills para dosen serta integrasi antara teori dan praktik.
“Materi baru yang kompleks harus disampaikan secara sistematis, agar mahasiswa tetap bisa memahami tanpa kehilangan akar keilmuan dasar,” jelas drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio.
Baca Juga : Mendikdasmen Luncurkan 2 Program Studi Baru Umsida, Siap Bantu Pemerintah dalam Mencerdaskan Bangsa
Laboratorium dan Praktik Klinik: Belajar dengan Simulasi Nyata
Untuk mendukung proses pembelajaran periodonsia yang efektif, Fkg Umsida telah menyiapkan fasilitas lengkap di laboratorium pre-klinik. Mahasiswa dapat berlatih menggunakan phantom head, model jaringan periodontal, serta peralatan scaling dan root planing terkini.
Praktik yang dilakukan meliputi:
- Pengukuran kedalaman poket periodontal
- Teknik debridement akar
- Manajemen jaringan lunak gingiva
- Deteksi dini melalui anamnesis dan radiografi
Proses evaluasi dilakukan dengan sistem OSCE (Objective Structured Clinical Examination), diikuti dengan praktik klinik langsung di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Umsida serta kegiatan pengabdian masyarakat. Hal ini memberikan mahasiswa pengalaman klinis riil yang sangat berharga dalam menghadapi tantangan praktik kedokteran gigi di masa depan.
Pesan untuk Generasi Dokter Gigi Muda: Periodonsia adalah Pondasi
drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio menekankan bahwa pemahaman terhadap periodonsia adalah hal fundamental yang tidak boleh dianggap remeh. Kesehatan jaringan penyangga gigi menjadi dasar keberhasilan berbagai jenis perawatan lanjutan seperti prostetik, ortodontik, maupun implantologi.
“Tanpa jaringan periodontal yang sehat, perawatan apapun yang dilakukan akan berisiko gagal dalam jangka panjang,” ujar drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio.
Beliau juga menyampaikan bahwa pengalaman akademik yang beliau peroleh sebagai mahasiswa program doktoral di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga menjadi bekal penting dalam memperkaya kurikulum dan metode pengajaran di Umsida.
“Pengalaman studi lanjut saya memberikan perspektif baru dalam membentuk kurikulum yang inovatif, relevan, dan kontekstual, terutama dalam bidang periodonsia,”ujar drg Dwi Wahyu Indrawati SH MKes SpPerio.
Dengan visi besar untuk mencetak dokter gigi yang unggul secara keilmuan dan keterampilan, Fkg Umsida melalui bidang periodonsia telah menunjukkan peran pentingnya dalam membentuk generasi dokter gigi yang siap menghadapi tantangan global. Penguatan kurikulum, pembelajaran berbasis teknologi, serta integrasi praktik klinis menjadikan Fkg Umsida sebagai institusi yang terus bergerak maju dalam membumikan scientific knowledge ke dalam praktik kedokteran gigi yang nyata dan berdampak.
Penulis : Elfira Armilia