Fkg.umsida.ac.id – Gigi renggang atau dalam istilah medis dikenal sebagai diastema adalah kondisi ketika terdapat celah yang mencolok di antara dua gigi, paling sering terlihat pada gigi depan bagian atas.
Meski umum terjadi, banyak orang merasa tidak percaya diri dengan tampilan gigi yang memiliki jarak ini. Kondisi ini bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa, dan penyebabnya bisa beragam, mulai dari faktor genetik hingga kebiasaan tertentu sejak kecil.
Pada anak-anak, gigi renggang sering kali dianggap sebagai bagian dari perkembangan alami. Celah tersebut memberikan ruang bagi gigi permanen yang lebih besar untuk tumbuh dengan rapi. Namun, jika celah tetap ada setelah semua gigi dewasa tumbuh atau muncul saat dewasa, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

Beberapa penyebab umum dari gigi renggang antara lain adalah ketidakseimbangan antara ukuran rahang dan ukuran gigi, adanya kebiasaan menghisap jempol atau mendorong gigi dengan lidah, serta jaringan frenulum (jaringan yang menghubungkan bibir atas dengan gusi) yang terlalu tebal.
Selain itu, infeksi gusi kronis seperti periodontitis juga dapat memicu pergeseran posisi gigi, sehingga membentuk celah. Dalam beberapa kasus, gigi renggang juga dapat muncul akibat hilangnya gigi permanen, terutama jika tidak segera digantikan dengan gigi tiruan atau implan.
Baca Juga: Jangan Langsung Sikat Gigi Setelah Makan! Ini Penjelasan Ilmiahnya
Ragam Solusi Medis untuk Mengatasi Gigi Renggang
Kondisi gigi yang renggang dapat ditangani dengan berbagai prosedur medis, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah pemasangan behel atau kawat gigi.
Kawat ini bekerja dengan memberikan tekanan secara bertahap untuk menggeser gigi ke posisi yang diinginkan, termasuk merapatkan celah. Kini, jenis behel pun semakin beragam, mulai dari behel logam konvensional hingga behel transparan (clear aligner) yang lebih estetik dan nyaman bagi pengguna.

Alternatif lain yang juga populer adalah bonding dan veneer gigi. Bonding menggunakan bahan resin berwarna gigi untuk menambal celah kecil di antara gigi tanpa perlu mengikis permukaan gigi. Sementara itu, veneer menggunakan lapisan porselen tipis yang ditempelkan di permukaan depan gigi setelah sebagian email dikikis, memberikan tampilan yang lebih merata dan alami.
Untuk kasus di mana celah disebabkan oleh frenulum yang terlalu besar, prosedur frenectomy bisa menjadi solusi. Prosedur ini dilakukan dengan memotong jaringan frenulum agar tidak lagi mendorong gigi ke samping. Setelah frenulum dipotong, gigi bisa lebih mudah dirapatkan melalui perawatan ortodontik.
Bagi sebagian orang yang kehilangan gigi permanen, solusi seperti dental bridge dan implan gigi bisa menjadi pilihan. Dental bridge menggunakan gigi tiruan yang dijembatani pada gigi tetangga, sementara implan ditanam langsung ke dalam tulang rahang dan dapat memberikan hasil yang lebih stabil serta tahan lama. Keduanya bisa efektif menutup celah akibat gigi yang hilang.
Lihat Juga: Calon Mahasiswa Umsida Lulusan 2025 Dibekali Seminar dan Pendampingan Eksklusif
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mencegah Masalah Serupa

Setelah menjalani prosedur untuk merapatkan gigi, penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh agar hasil perawatan tetap bertahan lama. Menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi (dental floss), dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sekali adalah langkah dasar yang perlu diterapkan.

Selain itu, menghentikan kebiasaan yang merusak struktur gigi sejak dini juga sangat dianjurkan. Kebiasaan seperti menghisap jari, menggigit bibir, atau mendorong gigi dengan lidah dapat memperparah kondisi gigi atau bahkan membuat celah muncul kembali setelah perawatan. Bagi anak-anak, orang tua perlu memperhatikan dan mengarahkan perilaku mereka agar tidak terbentuk pola yang bisa merusak susunan gigi di masa depan.
Meski gigi renggang tidak selalu menyebabkan gangguan kesehatan serius, kondisi ini sering kali mengganggu penampilan dan berdampak pada rasa percaya diri seseorang. Dan bisa menyebabkan gosok gigi jadi tidak maksimal.
Oleh karena itu, jika Anda merasa tidak nyaman dengan adanya celah di antara gigi, konsultasikanlah dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan yang cepat dan tepat dapat memberikan hasil yang optimal serta mencegah komplikasi di kemudian hari.
Penulis: Elfira Armilia