Bahaya Radang Gusi Tak Diobati: Bisa Picu Penyakit Jantung dan Paru-paru

Mengenal Periodonsia: Ilmu Tentang Jaringan Penyangga Gigi

Dalam hasil riset, drg Novita Pratiwi SpPerio menjelaskan bahwa periodonsia adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari tentang jaringan penyangga gigi, yaitu gusi, tulang alveolar, ligamen periodontal, dan sementum. Semua struktur ini berfungsi menopang dan menjaga gigi tetap stabil di dalam rongga mulut. Jika jaringan ini terganggu, bukan hanya gigi yang terancam goyah, melainkan juga berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Perkembangan ilmu periodonsia kini semakin penting, seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan mulut dan kaitannya dengan berbagai penyakit sistemik.

Penyebab Utama penyakit Periodontal dan Pentingnya Deteksi Dini

 

Dalam praktik klinisnya, drg Novita Pratiwi SpPerio menekankan bahwa penyebab paling sering dari gangguan periodontal adalah kegoyangan gigi akibat periodontitis. Periodontitis merupakan infeksi serius pada jaringan penyangga gigi yang terjadi akibat peradangan gusi yang tidak tertangani dengan baik. Awalnya, pasien mungkin hanya mengalami radang ringan pada gusi (gingivitis), namun jika diabaikan, bakteri akan berkembang biak dan merusak jaringan pendukung gigi.

Untuk mendeteksi gangguan periodontal, drg. Novita Pratiwi SpPerio menggunakan dua metode utama, yaitu anamnesa klinis dan pemeriksaan foto radiologi. Melalui anamnesa, dokter gigi dapat mengetahui keluhan pasien, riwayat kesehatan mulut, serta faktor risiko yang ada. Sementara itu, radiologi membantu melihat kondisi tulang penyangga gigi secara lebih mendalam, mengidentifikasi adanya penurunan tulang yang menjadi tanda khas periodontitis.

Sayangnya, banyak pasien datang ketika kondisinya sudah parah penyakitnya.

Oleh karena itu, kunjungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan sangat dianjurkan.

Menurut drg Novita Pratiwi SpPerio, kunjungan berkala ini penting untuk mendeteksi kelainan jaringan periodontal sedini mungkin. Jika terlambat ditangani, periodontitis tidak hanya menyebabkan kegoyangan gigi, tetapi juga bisa berujung pada kehilangan gigi secara permanen.

Dampak Buruk Radang Gusi: Infeksi Menjalar hingga Jantung dan Paru-paru

Salah satu temuan penting dari riset drg. Novita Pratiwi SpPerio adalah bahwa infeksi pada jaringan periodontal bukan hanya masalah lokal di mulut. Jika radang gusi dibiarkan, bakteri dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi pada organ lain. “Bakteri akibat radang gusi yang tidak ditangani bisa menjalar ke jantung dan paru-paru,” ujar drg. Novita.

Penelitian global pun menunjukkan hubungan erat antara periodontitis dan risiko penyakit jantung, stroke, serta infeksi saluran pernapasan. Ini membuktikan bahwa menjaga kesehatan periodontal bukan hanya soal menjaga senyuman, tetapi juga bagian dari upaya menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Tantangan Utama: Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

Menurut pendapat, drg Novita Pratiwi SpPerio juga menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan jaringan penyangga gigi. Banyak orang baru datang ke dokter setelah mengalami nyeri parah atau gigi sudah goyang,

padahal perawatan pencegahan jauh lebih efektif dan lebih hemat biaya.

Menurutnya, edukasi kesehatan gigi perlu terus digalakkan, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Kesadaran untuk menjaga kesehatan gusi dan tulang penyangga harus ditanamkan sejak dini, sama pentingnya dengan menjaga kebersihan gigi itu sendiri.

Baca juga : Dr Alfan Selesaikan Studi S3 dengan Predikat Cum Laude di Tengah Tugas Struktural

                     Menghisap Jempol: Kebiasaan Lucu yang Bisa Merusak Gigi Anak

Kolaborasi Ilmu Periodonsia dengan Bidang Lain

Menariknya, drg Novita juga menyoroti bahwa ilmu periodonsia bisa berkolaborasi dengan bidang ilmu lainnya, seperti kardiologi, pulmonologi, bahkan endokrinologi.

Sumber : Pinters

Kolaborasi ini penting karena kesehatan periodontal sangat berkaitan dengan kesehatan sistemik. Misalnya, pasien diabetes lebih rentan mengalami periodontitis, dan infeksi periodontal dapat memperburuk kontrol gula darah.

Melalui pendekatan kolaboratif, diharapkan penanganan pasien menjadi lebih holistik dan komprehensif. Tidak hanya berfokus pada memperbaiki jaringan gusi, tetapi juga mengendalikan faktor-faktor risiko lain yang memperparah kondisi periodontal.

 riset drg Novita dari FKG Umsida ini menegaskan bahwa kesehatan jaringan penyangga gigi adalah kunci utama menjaga fungsi dan kekuatan gigi seumur hidup. Pencegahan lebih mudah dan lebih murah daripada pengobatan. Karena itu, mari rutin mengunjungi dokter gigi, menjaga kebersihan mulut, dan lebih peduli terhadap kesehatan periodontal sebagai bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Penulis : Elfira Armilia